Hubungan Serumen Prop terhadap Pendengaran Siswa Kelas 5-6 di SD Inpres 17 Kota Sorong

Authors

  • Andre S.B. Manalu Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Papua, Indonesia
  • Rosdiana Naibey Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Papua, Indonesia
  • Tumpal Simatupang Staf Medik Fungsional RSUD Dr. John Piet Wanane

DOI:

https://doi.org/10.64141/pmhs.v1i1.3

Keywords:

Penurunan Pendengaran

Abstract

Serumen prop merupakan produksi serumen yang berlebihan sehingga dapat menutup saluran pendengaran eksternal. Serumen prop dapat mengakibatkan rasa penuh pada telinga, mengganggu pandangan saat melakukan pemeriksaan membran timpani, nyeri, pusing, gangguan pendengaran konduktif, meningkatnya risiko infeksi telinga, dan pada kasus yang parah menyebabkan ketulian dan perforasi membran timpani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan serumen prop terhadap pendengaran Siswa Kelas 5-6 di SD Inpres 17 Kota Sorong. Penelitian dilakukan pada siswa-siswi kelas 5-6 SD Inpres 17 sebanyak 65 responden. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross-sectional. Instrumen yang digunakan untuk pemeriksaan serumen prop adalah otoskop, sedangkan untuk pemeriksaan fungsi pendengaran menggunakan audiometri nada murni. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square dan tingkat kemaknaan yang digunakan adalah 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 65 responden, 42 responden (64,6%) memiliki serumen prop derajat ringan dan 23 responden (35,4%) memiliki serumen prop derajat berat. Sebanyak 37 responden (56,9%) memiliki kemampuan pendengaran normal, sementara 28 responden (43,1%) mengalami penurunan fungsi pendengaran. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara serumen prop dengan penurunan fungsi pendengaran (p = 0.000). Semakin tinggi derajat serumen prop, semakin besar kemungkinan mengalami penurunan fungsi pendengaran. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pengetahuan dan dukungan dari pihak sekolah mengenai kebersihan telinga.

References

Airene, J., & Amaliah, M. (2018). Prevalensi gangguan pendengaran pada siswa-siswi kelas 4, 5, 6 Sekolah Dasar Negeri Tomang 03 Pagi dan Tomang 05 Pagi, Jakarta Barat, tahun 2014. Tarumanagara Medical Journal, 1(1), 122-127.

Alriyanto, C. Y. (2010). Pengaruh serumen obsturan terhadap gangguan pendengaran (Studi kasus pada siswa kelas V SD di Kota Semarang) (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).

Demmasabu, S. B., Palandeng, O. I., & Pelealu, O. C. (2016). Kesehatan telinga siswa Sekolah Dasar Inpres 1073 Pandu. e-CliniC, 4(1).

Hydri, A. S., & Siddiqui, F. (2016). Hearing loss due to different types of impacted cerumen. Ann Otolaryngol Rhinol, 3(2), 1087.

Jauhari, J. (2020). Deteksi Gangguan Pendengaran pada Anak Usia Dini. GENIUS: Indonesian Journal of Early Childhood Education, 1(1), 61-71.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.879/Menkes/SK/XI/2006 Tentang Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Untuk Mencapai Sound Hearing 2030.

Listyaningrum, A. W. (2011). Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Ambang Dengar pada Tenaga Kerja di PT Sekar Bengawan Kabupaten Karanganyar.

Martanegara, I. F., Wijana, W., & Mahdiani, S. (2020). Tingkat pengetahuan kesehatan telinga dan pendengaran siswa SMP di Kecamatan Muara Gembong Kabupaten Bekasi. Jurnal Sistem Kesehatan, 5(4).

Martini, E., Probandari, A., & Pratiwi, D. (2017). Skrining dan edukasi gangguan pendengaran pada anak sekolah. Indonesian journal on medical science, 4(1).

Mustofa, F. L., Oktobiannobel, J., Wibawa, F. S., & Megawati, S. (2021). Hubungan antara penggunaan cotton bud dengan gangguan pendengaran terhadap pasien serumen obsturan di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung. MAHESA: Malahayati Health Student Journal, 1(3), 222-229.

Olusanya, B. O. (2003). Hearing impairment in children with impacted cerumen. Annals of tropical paediatrics, 23(2), 121-128.

Parorrongan O, Benyamina IK, Nugrahaputra VE, Nurmawati, Come R, Hosyo P, et al. 2016. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat 2012- 2016. Kesehatan Khusus. Manokwari; hal. 86-87

Sari, A. P., Gunadi, G., & Handiani, R. (2021). Hubungan Serumen Obsturan dengan Kurang Pendengaran Tipe Konduktif pada Pelajar SD Negeri Rowosari 01 Semarang. Medica Arteriana (Med-Art), 3(2), 102-107.

Schwartz, S. R., Magit, A. E., Rosenfeld, R. M., Ballachanda, B. B., Hackell, J. M., Krouse, H. J., ... & Cunningham Jr, E. R. (2017). Clinical practice guideline (update): earwax (cerumen impaction). Otolaryngology–Head and Neck Surgery, 156, S1-S29.

Soepardi, E. A., & Iskandar, N. (2001). Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Telinga, hidung, tenggorok, kepala leher.

Widuri, A. (2021). The Influence of Chewing Habits on the Degree of Impacted Cerumen. Mutiara Medika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 21(1), 6.

Downloads

Published

30-06-2024

How to Cite

Manalu, A. S., Naibey, R., & Simatupang, T. (2024). Hubungan Serumen Prop terhadap Pendengaran Siswa Kelas 5-6 di SD Inpres 17 Kota Sorong. Papua Medicine and Health Science, 1(1), 23–30. https://doi.org/10.64141/pmhs.v1i1.3